KOTA BATU - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama dengan Komponen wilayah Kota Batu melaksanakan kegiatan Silaturahmi dan Dialog kebangsaan BNPT RI dengan Forkopimda, Tokoh Masyarakat, dan Tokoh Agama dalam Rangka Pencegahan Paham Radikal Terorisme di Kota Batu Jawa Timur, Kamis (14/7/2022).
Kedatangan Komandan Korem 083/Bdj Kolonel Inf Yudhi Prasetiyo, S.I.P di sambut langsung oleh Wakil Wali kota Batu Ir. H. Punjul Santoso, S.H., M.M. Wakil Wali kota Batu Ir. H. Punjul Santoso, S.H., M.M. mendukung kegiatan BNPT dalam merawat persatuan dan kesatuan dalam dialog kebangsaan.
Upaya BNPT dalam merawat persatuan dan kerukunan bangsa harus didukung dan dipelihara sebagaimana leluhur bangsa Indonesia telah mewariskan semangat persatuan dan kesatuan.
Punjul mendukung penuh kegiatan Dialog Kebangsaan di wilayah Kota Batu. Ia melihat paham radikal terorisme banyak muncul di dunia digital. Untuk itu dirinya membuka lebar kerjasama dengan BNPT dalam rangka peningkatan literasi digital untuk masyarakat kota Batu agar tidak mudah terpapar paham radikal.
"Masyarakat terus diberikan pemahaman bahaya paham radikal. Paham radikal sudah masuk ke semua sendi-sendi kehidupan. Paham radikal masuk ke ranah digital. Kita mendukung literasi digital, " jelasnya.
Kepala BNPT, Komjen. Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H, menyampaikan pencegahan paham radikal terorisme harus terus digiatkan dalam rangka menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetap rukun, bersatu dan harmoni. "Masalah kebangsaan ini pekerjaan rumah dan tugas kita sepanjang negara berdiri. Indonesia merupakan negara kebangsaan, Nation State. Beraneka ragam berkumpul jadi satu NKRI. Mari kita selalu menjaga kerukunan dan harmoni ini, " katanya.
Boy Rafli mengibaratkan paham radikal terorisme sebagai virus yang berbahaya layaknya Covid-19. Orang yang terpapar paham radikal intoleran bisa saja tidak memiliki tanda-tanda dan sikap tertentu.
Dalam mencegah virus radikal terorisme, nilai-nilai kebangsaan yang ada dalam empat konsensus kebangsaan yaitu UUD'45, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI harus terus digelorakan terutama dalam ruang dialog kebangsaan. "Kalau masyarakat, anak muda Indonesia tidak kuat aspek ideologinya banyak anak muda akan terpapar, " jelasnya.
Kepala BNPT mengatakan anak muda merupakan generasi yang harus mendapatkan perhatian serius dalam rangka pencegahan paham radikal terorisme. Hal ini disebabkan oleh banyaknya konten propaganda paham radikal yang secara masif muncul di media sosial. Anak muda Indonesia sebagai mayoritas pengguna media sosial harus dilindungi agar tidak terpengaruh paham radikal, " ungkapnya. (Penrem 083/Bdj)